Contoh Esai Ilmiah

 

 

 

(MY-ZENA) KOMBINASI MYCHORIZA DAN ZEOLITE NANO UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI JAGUNG LOKAL GUNA MENDUKUNG INDONESIA RAKSASA EKONOMI 2050 

 

Diajukan untuk Mengikuti Kompetisi

NATIONAL ESSAY COMPETITION AGRIFAIR 2019

 

Diusulkan oleh :

Leony Erina Ventyani             Manajemen Agroindustri/D41171073/2017

Agung Sriwidodo                   Teknik/H41150859/2015

Zefri Nur Zakaria                    Produksi Pertanian/A42151805/2015

 

POLITEKNIK NEGERI JEMBER

JEMBER

2019
 
 
 
 
 
 

PENDAHULUAN

Pricewaterhouse Coopers (PwC) lembaga konsultasi ekonomi internasional merilis laporan proyeksi pertumbuhan global jangka panjang hingga 2050 untuk 32 ekonomi terbesar di dunia. Kepala Ekonom PwC John Hawksworth menyatakan, ekonomi dunia bisa tumbuh lebih dari dua kali lipat hingga 2050, jauh melampaui pertumbuhan penduduk. Proyeksi tersebut diukur dari rasio PDB (Produk Domestik Bruto) pada tingkat daya beli yang disesuaikan di perbedaan tingkat harga berbagai negara. Ukuran tersebut dinilai memberikan patokan yang lebih baik dari sisi volume barang dan jasa yang diproduksi dalam perekonomian. Saat ini PwC mencatat ekonomi Indonesia masih bertengger di posisi delapan dari seluruh dunia. Sementara pada tahun 2030, ekonomi Indonesia diprediksi mampu merangsek naik ke posisi kelima. Sektor-sektor yang kontribusinya terhadap perekonomian besar, seperti pertanian, sektor industri, sektor perdagangan, dan sektor konstruksi (cnnindonesia, 2017).

Sektor pertanian sumbang 13% PDB (Produk Domestik Bruto) komoditi yang juga cukup berperan vital yakni adalah jagung dengan kenaikan produksi rata-rata 13,98% setiap tahunnya sejak tahun 2015-2017 (okezone.com, 2018). Jagung merupakan produk makanan rendah kalori yang banyak diminati oleh masyarakat Indonesia. Menurut Suarni (2011), jagung mengandung pati sebesar 72%-73% dan indeks glikemiks (IG) yang rendah yaitu 50-90.  Jagung juga sangat cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes serta mampu menggantikan beras. Salah satu komoditi jagung yang diminati oleh masyarakat berasal dari jagung varietas lokal. Hal ini disebabkan jagung lokal memiliki rasa yang lebih manis dan tekstur punel apabila dikonsumsi sebagai bahan pangan dibandingkan dengan jagung hibrida, umur panen relatif lebih pendek dan upaya pelestarian plasma nutfah. Peningkatan produksi jagung lokal di Indonesia masih terus diusahakan oleh pemerintah tanpa harus mengubah karakter dan sifat spesifik tanaman utamanya umur panen yang relatif genjah (Arifin dkk, 2010).

Penggunaan teknologi tepat guna dalam kegiatan budidaya tanaman mutlak diperlukan untuk meningkatkan hasil produksi tanpa mengganggu keseimbangan ekosistem. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan, pemanfaatan mineral alam dan peran mikrobiologi sebagai pembenah tanah menjadi solusi strategis untuk mengatasi penurunan produktivitas lahan sekaligus meningkatkan produksi tanaman.

Zeolit merupakan batuan mineral yang mampu meningkatkan kapasitas tukar kation seperti menjerap ion amonium, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai pupuk alami berbasis Slow Release Fertilizer (Suwardi, 2009). Disamping itu,  cendawan mikoriza merupakan jenis mikroba tanah yang berasosiasi dengan akar tanaman untuk meningkatkan penyerapan unsur hara seperti Fosfat, Kalsium, Magnesium, Kalium, Air dan Nutrisi lainnya dengan cara menginfeksi jaringan kulit terluar akar dan membentuk hifa (Talanca, 2010).

Berdasarkan latar belakang tersebut, diharapkan My-Zena mampu memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah, menjadi alternatif pupuk pelengkap, dan menyumbang dalam peningkatan produksi jagung lokal sehingga pendapatan petani juga bertambah, serta nawacita Indonesia sebagai raksasa ekonomi 2050 dapat terealisasi.

Tujuan

1.    Menciptakan kawasan pertanian yang berbasis keseimbangan ekosistem.

2.    Melestarikan plasma nutfah jagung lokal.

3.    Meningkatkan produksi jagung lokal dan pendapatan petani.

Urgensi Masalah

       Penggunaan bahan kimia berlebihan saat ini telah merusak ekosistem lahan pertanian, baik dari segi kuantitas maupun kualitas seperti menurunnya produkstivitas lahan, menurunnya organisme simbiotik tanah, musuh alami, predator, dan hasil produksi tanaman. Pemberian bahan kimia ini tidak diimbangi dengan penggunaan bahan organik sehingga keseimbangan ekosistem menjagi terganggu. Disamping itu, permasalahan lain yang terjadi plasma nutfah mulai jarang ditemui terutama pada tanaman jagung. Varietas jagung lokal kini sudah jarang dikaji dan dieksplorasi oleh masyarakat, dan cenderung beralih menggunakan jagung varietas hibrida. Padahal jagung lokal memiliki rasa lebih manis, tekstur lebih punel, dan umur relatif genjah dibandingkan dengan jagung hibrida. Tidak berhenti disitu, benih hibrida dasarnya diciptakana dari persilangan antara dua jenis jagung lokal yang memiliki keunggulan. Namun sayangnya, benih lokal yang digunakan biasanya impor, sehingga diperlukan pengeluaran  biaya masalah ini. Fenomena ini yang menyebabkan kearifan lokal terus merosot.
 

PEMBAHASAN

Benih jagung varietas lokal memang memiliki kelemahan terutama pada segi produksi, tetapi tidak menutup kemungkinan produktivitasnya dapat ditingkatkan secara optimum melalui proses penelitian. Biasanya peningkatakan produksi dilakukan dengan menaikkan dosis pupuk dan intensifitas pengendalian hama penyakit menggunakan pestisida sintetik, namun hal tersebut bukan jawaban yang tepat sebab apabila tanah terus menerus diberi bahan kimia tanpa memperhitungkan dosis yang sesuai maka dapat menyebabkan kerusakan pada ekosistem. Dalam beberapa tahun terakhir ini, nanoteknologi sedang ramai dikaji dan dieksplorasi dibidang bioteknologi terutama pemanfaatan mikroorganisme dan mineral. Salah satu terobosan yang dapat ditawarkan adalah dengan menggunakan peran mikoriza dan zeolit alam yang dikemas dalam My-Zena.

My-Zena merupakan pupuk pelengkap yang berasal dari campuran mikoriza dan zeolit alam berbasis nanoteknologi. Mekanisme penyediaan unsur hara berbeda dengan pupuk pada umumnya, karena pada dasarnya My-Zena tidak mengandung unsur hara secara langsung dan penyediaan hara terjadi secara bertahap sesuai kebutuhan tanaman. Hal ini disebabkan oleh adanya kandungan tetrahedral (SiO4)4- dan (AlO4)5- dengan satu atom oksigen didalam zeolit yang berfungsi sebagai penghubung antara atom silikon dan aluminium yang membentuk kerangka tiga dimensi. Atom silikon yang memiliki muatan +4 dapat digantikan oleh atom aluminium dengan muatan +3 sehingga menghasilkan struktur bermuatan negatif yang berasal dari perbedaan muatan antara tetrahedral (SiO4)4- dan (AlO4)5-. Muatan negatif inilah yang menyebabkan zeolit mampu mengikat hara dalam bentuk kation yang sangat kecil (Koohsaryan, 2016).

Disamping itu, My-Zena juga dilengkapi dengan cendawan mikoriza yang mampu berasosiasi dengan akar tanaman dan mampu memperbesar volume penyerapan unsur hara didalam tanah. Mikoriza dikenal sebagai mikroorganisme yang bersifat menguntungkan karena mampu mengadakan unsur hara makro yang sebelumnya tidak tersedia menjadi tersedia oleh tanaman. Kombinasi kedua bahan tersebut berguna sebagai agen memperbaiki sifat fisik, kimia, maupun biologi tanah.

Mekanisme kerja My-Zena secara umum adalah dengan menginfeksi jaringan terluar pada kulit akar tanaman, kemudian spora mikoriza akan berkecambah  dan membentuk hifa memanjang memenuhi volume tanah. Hifa tersebut akan mengeluarkan eksudat atau enzim yang disebut glomilase yang dapat melarutkan unsur hara terikat seperti Al2PO4 menjadi Al3+ dan H2PO4 melalui proses hidrolisis (Ginting, 2017). Senyawa H2PO4 inilah yang akan diserap oleh tanaman. Namun, diketahui senyawa tersebut tergolong tidak mobil dalam arti lamban bergerak bebas didalam tanah dan cenderung berikatan dengan unsur lain. Dengan demikian, peran zeolit diperlukan untuk memfiksasi H2PO4 agar tidak berikatan dengan unsur lain dengan sementara dan akan dilepaskan secara perlahan (slow release) jika dibutuhkan tanaman.

Berdasarkan hasil pengujian My-Zena terhadap fase vegetatif dan fase generatif tanaman menunjukkan hasil yang positif. Hal ini terbukti dari pemberian variasi dosis yang berbeda menunujukkan respon significant terhadap tinggi tanaman jagung. Berikut ini merupakan persentase respon tinggi tanaman umur 42 HST yang disajikan dalam Grafik 1.

Grafik 1. Tinggi Tanaman 42 HST

Aplikasi My-Zena yang mengandung mikoriza diduga mampu memperbaiki serapan hara penting seperti Nitrogen, Phospor, Kalium, Kalsium, Magnesium dan unsur lainnya (Fuady, 2013). Sedangkan zeolit diduga juga telah mampu melepaskan unsur NH4+ yang ada didalam tanah yang sebelumnya unsur tersebut diikat sementara oleh zeolit supaya tidak tercuci oleh air dan akhirnya bisa diserap oleh tanaman (Suwardi, 2009).

Kemudian uji My-Zena terhadap berat produksi juga menunjukkan hasil significant. Berikut ini merupakan persentase respon produksi jagung pipil kering  yang disajikan dalam Grafik 2.

Grafik 2. Poduksi Jagung Pipil Kering

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut diketahui dosis My-Zena mampu meningkatka hasil produksi jagung pipil. Hal ini diduga karena mikoriza didalam My-Zena telah mampu menyediakan nutrisi berupa fotosintat yang disalurkan ke pembentukkan biji tanaman jagung. Menurut Kurnilawati, dkk (2013) melaporkan bahwa dengan adanya peran mikoriza dapat meningkatkan bobot biji dan membantu memperbaiki nutrisi tanaman, meningkatkan pertumbuhan, dan hasil tanaman. Kemudian, zeolit sebagai counter peningkatan kapasitas tukar kation di dalam tanah juga ikut menyediakan unsur penting bagi tanaman seperti phospor. Unsur phospor digunakan tanaman untuk merangsang pembungaan dan memperbaiki kualitas biji jagung. Hal ini didukung oleh penelitian Wahyudin (2017), yang melaporkan bahwa tersedianya dan terserapnya unsur P menyebabkan fotosintat yang dialokasikan ke tongkol menjadi lebih banyak sehingga ukuran buah menjadi lebih besar. 

Rata-rata hasil produksi jagung yang dihasilkan yaitu 107 gram atau 0,1 kg/tongkol. Apabila jagung ditanam dalam luasan 1 Ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm maka populasi tanaman adalah 71.429 tanaman. Sehingga jumlah poduksi tanaman mampu mencapai 7.143 kg atau setara dengan 7,1 ton/Ha. Angka tersebut dua kali lipat jauh lebih tinggi dibandingkan potensi hasil dari jagung lokal yang hanya 3,5 ton/Ha. Asumsikan nilai jual jagung saat ini Rp. 4000,- per kg. Sehingga jika ditotal nilai jual jagung lokal dalam 1 Ha mampu mencapai sebesar Rp. 28.572.000/Ha.

Gambar 1. Produksi Jagung Lokal 

Keunggulan My-Zena

            My-Zena memiliki keunggulan yakni (1) mudah pengimplementasian bagi para petani (2) dapat meningkatkan produksi dan kualitas jagung lokal (3) dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan bilogi tanah (4) pemupukan menjadi lebih efisien, karena mengandung zeolit yang dapat menjerap ion supaya tidak mudah tercuci.

Pihak-Pihak yang Terlibat dalam Proses Implementasi

Pihak-Pihak yang terlibat dalam proses implementasi sekaligus harapan kedepannya yakni tentu saja petani yang bekerja sama dengan dinas pertanian untuk meminimalisir permainan pasar maupun tengkulak. Kemudian perusahaan yang membutuhkan jagung selanjutnya pemerintah untuk mengatur regulasi sistem penjualan jagung serta mengatur keberlanjutan produksi jagung lokal. Mahasiswa juga berperan penting untuk pemberdayaan petani jagung baik pra penanaman hingga pengolahan pasca panen. CSR juga menjadi peran vital bagi pemberdayaan petani maupun modal bagi para petani.

 

KESIMPULAN

       My-Zena merupakan pupuk pelengkap dari mikoriza dan zeolit berbasis nanoteknologi yang berfungsi untuk meningkatkan serapan hara serta kapasitas tukar kation di dalam tanah, sehingga pemupukan menjadi lebih efisien dan hemat biaya. Pengaplikasian My-Zena tergolong praktis dan mudah karena bisa dilakukan bersama pemupukan tanaman. My-Zena juga terbukti mampu meningkatkan bobot produksi jagung pipil kering hingga 7,1 ton/Ha, dan petani peluang memperoleh keuntungan sebesar Rp. 28.572.000,-.
 
 

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Z. Istiqomah, N. Fatimah. 2010. Pengembangan Jagung Varietas Lokal Sumenep. Maros. Prosiding Pekan Serealia Nasional. ISBN : 978-979-8940-29-3

Fuady, Z. 2013. Kontribusi Cendawan Mikoriza Arbuskular Terhadap Pembentukan Agregat Tanah Dan Pertumbuhan Tanaman. Lentera, 13: 7 – 15

Ginting, I. F. 2017. Pengaruh Inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskular Dan Penambahan Bahan Organik Pada Tanah Pasca Penambangan Galian C Terhadap Pertumbuhan Dan Serapan Hara P Tanaman Jagung (Zea Mays L.). Lampung. Uniersitas Lampung (Skripsi)

Koohsaryan E, Anbia M. 2016. Nanosized and hierarchical  zeolites:  A  short  review. Cuihua  Xuebao/Chinese  J  Catal. 2016;37(4):447–67

Suarni, Yasin Muh. 2011. Jagung sebagai Sumber Pangan Fungsional. Balai Penelitian Tanaman Serealia, Maros. Iptek Tanaman Pangan Vol. 6 No. 1

Suwardi. 2009. Teknik Aplikasi Zeolit di Bidang Pertanian sebagai Bahan Pembenah Tanah. Institut Pertanian Bogor. Jurnal Zeolit Indonesia Vol 8 No. 1 ISSN : 1411-6723

Talanca, H. 2010. Status Cendawan Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) Pada Tanaman. Balai Penelitian Tanaman Serealia Sulawesi Selatan. Prosiding Pekan Serealia Nasional.  ISSN : 978-979-89-40-29-3

Wahyudin, A. Fitriatin, B. N. Wiaksono, F.Y. Ruminta. Rahardian, A. 2017. Respons tanaman jagung (Zea mays L.) akibat pemberian pupuk fosfat dan waktu aplikasi pupuk hayati mikroba pelarut fosfat pada Ultisols Jatinangor. Bandung. Universitas Padjajaran, Jurnal Kultivasi Vol. 16(1)

 

 


 

Komentar